Grobogan Metro Realita
Menjelang Pendaftaran peserta
didik baru (PPDB) di sekolah di SMA N 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun
ajaran juli 2016 sebagian siswa mengalami naib sial karena harus kembali pulang
setelah sampai sekolah,pasalnya siswa yang akan mendaftar harus membayar uang
pungutan sebesar Rp 50.000,dan membeli stopmap yang sudah disediakan pihak
sekolah SMA N 1 Purwodadi sebesar Rp.5.000,
Uang PPDB tersebut di pukul rata
dan harus bayar entah diterima maupun tidak terima,kondisi seperti ini jelas
mengagetkan orang tua murid.Selain memungut uang pendaftaran tersebut siswa
juga harus diwajibkan mendaftar untuk mengisi data diri melalui on-line.untuk
meringankan biaya pendaftaran sekolah tidak menyediakan computer ,bahkan
seluruh siswa dalam mengisi data diri dan pengambilan no tes diwarnet kemudian
baru bisa ikut test di sekolah.
Atas hal ini jelas membebani
orang tua ,kata Agus Ketua LSM Info-Kom ,”diterima saja belum sudah harus
membayar pendaftaran begitu banyaknya ini jelas jelas sudah terbukti membebani
orang tua murid,kalau pendaftar melebihi kuwota harusnya sekolah juga harus
segera menutup sementara pendaftaran dan berhenti menerima siswa sehingga akan
berdampak pada membengkaknya pungutan PPDB dan itupun merupakan pungutan yang berlebihan
“sekolah jangan sampai di bisniskan.”Bagi mereka yang memiliki kekuasaan bisa
menyekolahkan anak didiknya tapi tolong melihat juga orang tua murid dari kalangan
menengah kebawah bagaimana nasibnya mau sekolah saja harus pakai power
dewo-dewi,Harapan saya Agar Kejaksaan Negri Purwodadi memberi Penyuluhan Hukum
bagi Jajaran Dinas Pendidikan supaya kepala sekolah dan guru panitia pendaftaran
memahami Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan sebenarnya tidak diperbolehkan dan Jika sekolah melalukan pungutan
uang hal itu termasuk gratifikasi menyalah gunakan jabatan wewenang atau
tindakan korupsi.”Ungkap Agus
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Grobogan Drs H Karsono M.Pd saat ditemui untuk klarifikasi pada 1/7 Jumat pukul
18.33 WIB dikediamanya Ayodya terkait SKHUN siswa yang belum dikembalikan bagi
siswa yang tak lulus ujian karena akan mencari sekolah Negeri lain dan pungutan
pendaftaran sekolah mengatakan,”lebih baik bagi siswa yang tak lulus saat itu
juga segera dikembalikan SKHUN asli tersebut secepatnya jangan sampai ditunda
tunda supaya dapat kesempatan mendaftar sekolah lainya, Pungutan dalam bentuk
apa pun yang ditarik pihak sekolah negeri kepada siswa-siswi maupun orang tua
tidak diperbolehkan.Aku iki yo heran kepala sekolah tak bel kok yo angel men
iki jan jane piye to .” ungkap Karsono
Pada hari jumat usai pengumuman kelulusan
SMA N 1 Purwodadi guru dan kepala sekolah serentak susah dicari bahkan No
Ponsel ikut serentak mati sehingga sulit dihubungi oleh orang tua murid yang
akan mengambil SKHUN asli.Lebih ironis lagi dalam penerimaan siswa hasil ujian
tidak dilampirkan pada pengumuman secara detail klasifikasi SKHUN dan nilai
hasil ujian.Sementara diaula papan pengumuman pada sebelah utara dasbor berisi
cadangan dan bagian selatan aula dasbor berisi siswa yang lulus dari jurusan
IPA dan IPS,sedangkan jumlah cadangan sekitar 83 siswa dan yang tidak diterima terdaftar
dalam papan pengumuman masih ratusan siswa.
Tepat hari Jumat 1/7 pukul 09.30
wib Pengumuman kelulusan ujian,namun bagi siswa yang tidak lulus pada saat itu
juga SKHUN asli tidak diberikan pada siswa atau orang tua siswa,sehingga dalam
hal ini siswa tidak bisa mendaftar kesekolah lain karena sabtu minggu dan
sampai 6/7 sudah lebaran.
Pada sabtu 2/7 pukul 13.30 WIB Daftar
ulang disini terjadi fenomena yang luar biasa bagi yang diterima cadangan harus
bayar bervariasi dan bagi yang lulus murni sudah ditentukan oleh sekolah.Merasa
jengkel dengan Variasi harga penerimaan siswa didik ,sebagian orang tua siswa mengambil
SKHUN asli dan mencari sekolah lain meski sekolah negeri lain diluar Purwodadi sudah
tutup dan dalam pendaftaran sekolah swastapun akan dibuka setelah menunggu
lebaran.(Bagus Murgan)